Jumat, 20 Maret 2009

INFORMASI PENERIMAAN SANTRI BARU MA'HAD IMAM BUKHARI 2009-2010





Tujuan:
Membentuk Generasi Thalibul Ilmi Yang Bermanhaj Salaf dalam Beraqidah, Beribadah, Berakhlak, Bermuamalah, dan Berdakwah.

Visi:
Menjadi Lembaga Pendidikan dan Dakwah Islam Bermanhaj Salaf yang Unggul dan Amanah.

Misi:
Mengemban Risalah Dakwah Melalui Jalur Lembaga Kaderisasi Ilmiah Berbentuk Pondok Pesantren yang Bermanhaj Salaf

Sekretariat:
Jl. Raya Solo - Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Karanganyar 57183 Solo. Telp. (0271) 858199 Fax. (0271) 858196, HP 081393099045, 081329776541. http://www.bukhari.or.id Email: pondok@bukhari.or.id

MUQODDIMAH

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. (QS. At-Taubah: 100)

Pada saat ini, lahirnya generasi yang benar-benar bertakwa dan kuat ilmunya terhadap al-Qur’an dan Sunnah sesuai dengan pemahaman Salafus Shalih, merupakan keniscayaan. Sebab merekalah yang kelak diharapkan akan membimbing serta mengarahkan ummat menuju kehidupan yang bersih, takwa dan islami sesuai dengan manhaj Ahlu Sunnah wal Jama’ah.

Maka untuk maksud itulah, Pondok Pesantren Imam Bukhari memberikan kesempatan kepada para orang tua, memasukkan putra-putrinya untuk dibimbing dan dididik mempelajari dienul Islam secara benar dengan manhaj Ahlu Sunnah wal Jama’ah.

Pondok Pesantren Imam Bukhari menerapkan pola pendidikan Islam yang bertitik tekan pada tasfiyah dan tarbiyah, tasfiyah berarti memurnikan ajaran Islam dari segala noda syirik, bid’ah, khurafat, gerakan-gerakan dan pemikiran-pemikiran yang merusak Islam. Tarbiyah berarti mendidik kaum muslimin menjadi terbiasa mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang sudah dipahami secara benar.

Hafalan Qur’an adalah Program Unggulan Pondok Pesantren Imam Bukhari yang diterapkan di program Ibtida’iyyah Tahfidzul Qur’an. Diharapkan santri mempu menghafal 30 juz al-Qur’an selama 6 tahun. Penguasaan terhadap ilmu-ilmu pokok agama islam seperti Aqidah, Fiqih, Hadits, Tafsir dan ilmu-ilmu alat lainnya, juga merupakan program yang sangat ditekankan. Disamping itu juga memberikan kesempatan kepada setiap santri untuk mendapatkan ijasah pemerintah dengan menjalin kerja sama dengan Diknas melalui Program Pendidikan Kesetaraan, sehingga santri mendapat peluang untuk melanjutkan belajar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

PROGRAM PENDIDIKAN

Program Ibtidaiyah Tahfidzul Qur’an (Setingkat SD) 6 tahun Putra dan Putri (terpisah)

A. Target:

1. Hafal Al-Qur’an 30 juz
2. Hafal Hadits Arba’in Nawawi
3. Memahami dan menguasai ilmu Syar’i dasar, yang terpenting diantaranya; Tauhid, fiqih, Akhlak, dan Hadits
4. Memahami dan menguasai bahasa arab dasar baik lisan, tulisan maupun baca
5. Mengerti beberapa ilmu pengetahuan umum penunjang seperti Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS
6. Menguasai doa dan praktek ibadah dengan benar

B. Ijasah

Program Ibtidaiyyah, di samping mengeluarkan ijazah khusus pesantren, juga mengeluarkan ijazah Negara (melalui Program Pendidikan Kesetaraan Paket A)

Program Mutawasithah (setingkat SLTP) berlanjut Tsanawiyah (setingkat SMU) 6 Tahun Putra dan Putri (terpisah)

A. Target Mutawasithah:

1. Target hafalan Al Qur’an 10 Juz
2. Hafalan hadits-hadits ahkam dan pilihan
3. Memahami dan menguasai pelajaran ilmu-ilmu syar’i tingkat menengah yang meliputi: Aqidah, Tafsir, Hadits, Fiqih, Akhlaq. dll
4. Memahami dan menguasai bahasa arab tingkat menengah baik lisan, tulisan, maupun baca
Lisan: Mampu berkomunikasi dan memahami pembicaraan orang lain termasuk ceramah s/d minimal 65%
Tulisan: Mampu menulis dengan kaidah yang benar dengan kecepatan sedang.
Baca: Mampu membaca kitab / media-media berbahasa Arab dengan kaidah yang benar s/d minimal 65 %.
5. Menguasai doa dan praktek ibadah dengan benar
6. Mengerti beberapa mata pelajaran umum penunjang seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, dan IPS

B. Ijasah

Program Mutawasitah, di samping mengeluarkan ijazah khusus pesantren, juga mengeluarkan ijazah Negara (melalui Program Pendidikan Kesetaraan Paket B)

Program Tsanawiyah (setingkat SMU Lanjutan dari Mutawasithah) Putra dan Putri (terpisah)

A. Target Tsanawiyah:

1. Target hafalan Al Qur’an 20 Juz
2. Hafal hadits-hadits hukum dan umum
3. Memahami dan menguasai pelajaran ilmu-ilmu syar’iyyah tingkat menengah atas yang meliputi : Aqidah, Tafsir, Hadits, Fiqih, Akhlaq, dll
4. Memahami dan menguasai bahasa arab tingkat menengah atas baik lisan, tulisan, maupun baca:
Lisan: Mampu berkomunikasi dengan lebih baik dan lancar serta memahami pembicaraan orang lain termasuk ceramah secara lebih baik s/d minimal 80 %
Tulisan: Bisa menulis dengan kaidah yang benar secara lebih cepat (satu menit minimal 15 kata - dikte/imla’)
Baca: Mampu membaca dan memahami kitab-kitab gundul / majalah-majalah arab dengan tingkat kebenaran minimal 80 %
5. Menguasai doa dan praktek ibadah secara benar dan lebih sempurna dengan dalil-dalilnya.
6. Menguasai ilmu-ilmu alat seperti Nahwu, Sharaf, Usul, Fiqih dasar, Musthalah hadits, dll.

B. Ijasah

Program Tsanawiyyah, di samping mengeluarkan ijazah khusus pesantren, juga mengeluarkan ijazah Negara (melalui Program Pendidikan Kesetaraan Paket C).
Ijazah khusus pesantren, sedang dalam proses muadalah/akreditasi oleh Jami’ah Islamiyah Madinah An Nabawiyah KSA, dan akan terus diusahakan untuk bisa diakui di beberapa perguruan tinggi, dalam maupun luar negri

Progam I’dad Lughawi 1 tahun Putra dan Putri (terpisah)

Tujuan:
Menjaring lulusan SMP/SLTP/MTS/Sederajat putra putri untuk dipersiapkan masuk program Tsanawi

Target:

1. Menguasai dasar-dasar bahasa arab dan ilmu agama setingkat mutawasithah, secara simple hingga mampu mengikuti program Tsanawi.
2. Hafal 3 juz Al-Qur’an: juz 30, 29, 28

Program I’dad Muhafidz Putra dan Putri (terpisah) GRATIS

Tujuan:
Program ini dibuka sebagai pendidikan calon guru hafalan al-Qur’an. Dan program ini merupakan program Ikatan Dinas. (bebas biaya pendidikan)

Target:

1. Hafal Al-Qur’an 30 juz dalam waktu 2 tahun,
2. Mampu mengajar hafalan Qur’an,
3. Memahami aqidah dan manhaj Salaf,
4. Mengetahui hukum-hukum ibadah praktis,
5. Memahami dasar-dasar bahasa Arab serta
6. Memiliki akhlak dan adab Islami sesuai dengan manhaj Salaf.

KEGIATAN EKSTRA KURIKULER

1. Komputer
2. Olahraga beladiri
3. OSPIM (Kegiatan Santri; bulletin Al-Ilmu, mading, lughah, muhadhoroh, dll)
4. Menjahit
5. Tata Boga
6. Dll

PROGRAM BEASISWA

Pondok Pesantren Imam Bukhari memberikan beasiswa kepada santri yang meraih prestasi dengan predikat istimewa. Beasiswa ini diberikan selama santri bersangkutan dapat mempertahankan prestasinya.

FASILITAS

Masjid Jami’ kapasitas 500 jama’ah, Masjid khusus putri, gedung belajar dan asrama, ruang makan, pelayanan kesehatan 24 jam, wartel 24 jam, klinik gigi, ketrampilan komputer dan las listrik (putra), ketrampilan menjahit dan tata boga (putri), Laboratorium bahasa, pakaian dicucikan (program Ibtida’iyyah), Olah raga (volly ball, tenis meja, bulu tangkis, bela diri Tifan Po Khan) waserba, ruang kegiatan santri (OSPIM) dan penerbitan buletin ilmiah santri AL-ILMU, dll

TENAGA PENDIDIK

Alumni Timur Tengah, Pakistan, LIPIA, Pesantren, Hafidz dan Hafidzah, Perguruan Tinggi, dan tenaga-tenaga ahli lainnya.

PRESTASI HAFALAN AL-QUR’AN

1. Santri hafal Al-Qur’an 30 juz: 50 santri
2. Santri hafal Al-Qur’an 20 juz ke atas: 57 santri
3. Santri hafal Al-Qur’an 15 juz ke atas: 55 santri

JADWAL

Waktu Pendaftaran dan Tes seleksi (one day service)

1. gelombang I: 10 April - 09 Mei 2009
2. gelombang II: 21 Mei - 04 Juni 2009

Pengumuman

1. gelombang I: 16 Mei 2009
2. gelombang II: 11 Juni 2009

Daftar Ulang

1. gelombang I: 16 - 19 Mei 2009
2. gelombang II: 01 - 04 Juli 2009

Serah Terima Santri Baru: 04 Juli 2008

Orientasi Santri Baru: 06 - 09 Juli 2009

Tempat Pendaftaran dan Tes Seleksi

Pondok Pesantren Imam Bukhari Jl. Raya Solo-Purwodadi Km. 8 Selokaton, Gondangrejo, Karanganyar 57183-Solo Telp. 0271-858199, Fax. 0271-858196 HP 081393099045, 081329776541.

KRITERIA KELULUSAN

1. Lulus test lisan, tulis, dan wawancara dengan qualifikasi kelulusan / skor yang ditentukan panitia
2. Sehat Jasmani dan Rohani

SELEKSI

Materi tes seleksi meliputi:

Tes Lisan

Program Ibtida’iyya: Baca Iqra’, baca latin, wawancara anak dan orang tua, pemeriksaan kesehatan
Program Mtw/I’dad Lughawi: Baca al-Qur’an, wawancara anak dan orang tua pemeriksaan kesehatan.
Program I’dad Muhafidz: Baca al-Qur’an, wawancara anak, pemeriksaan Kesehatan.

Tes Tulis

Program Mtw/I’dad Lughawi: Pengetahuan Agama, Matematika dan Bahasa Indonesia

ONE DAY SERVICE (Mendaftar langsung tes)

Tes seleksi dilaksanakan pada saat pendaftaran (one day service), calon santri yang baru datang mendaftar di Ma’had Imam Bukhari sekaligus dilaksanakan serangkaian tes seleksi.

SYARAT-SYARAT PENDAFTARAN

Syarat-Syarat Umum

1. Diantar oleh orang tuanya atau walinya
2. Membayar uang pendaftaran Rp 200.000
3. Mengisi formulir pendaftaran
4. Melampirkan foto kopi akte/kenal lahir dari desa 3 lembar
5. Tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan/berat semisal Hepatitis, Epilepsi, Asma, dll.

Syarat-Syarat Khusus

Program Ibtida’iyah Tahfidzul Qur’an:

1. Usia minimal 6 tahun maksimal 7 tahun
2. Sudah mempunyai kemampuan mandiri
3. Ijin tertulis dan pernyataan kesanggupan dari wali (disediakan blangko)

Program Mutawasithah:

1. Lulus SD/MI/Sederajat
2. Menyerahkan foto Copy raport 3 tahun terakhir (kelas 4, 5, dan 6)
3. Ijin tertulis dan pernyataan kesanggupan dari wali (disediakan blangko)

Program I’dad Lughawi

1. Lulus SLTP/Sederajat
2. Menyerahkan foto Copy raport kelas 1, 2, dan 3
3. Ijin tertulis dan pernyataan kesanggupan dari wali (disediakan blangko)


AWAL TAHUN PELAJARAN

1. Serah Terima Santri Baru: 5 Juli 2009 (Wali santri wajib hadir)
2. Orentasi Santri Baru: 6 - 09 Juli 2009
3. Mulai belajar semester ganjil Tahun Pelajaran 2009-2010 Tanggal 11 Juli 2009

LOKASI PESANTREN

1. Dari luar kota Solo, menuju arah terminal Tirtonadi Solo, selanjutnya ke arah Purwodadi, + 8 km lagi sampai di pesantren Imam Bukhari.
2. Dari terminal tirtonadi Solo: Naik minibus jurusan Gemolong/Kaliyoso, turun di pesantren Imam Bukhari + 8 km. Atau
3. Naik Taxi menggunakan argo + Rp 25.000

Catatan:

1. Tes seleksi dilaksanakan pada saat pendaftaran (one day service), calon santri yang baru datang mendaftar di Ma’had Imam Bukhari sekaligus dilaksanakan serangkaian tes seleksi.
2. Saat seleksi, calon santri harus didampingi walinya,.
3. Khusus pendaftar dari luar negeri, teknik pelaksanaan tes (tulis, lisan dan wawancara dilakukan via internet dengan cara chating melalui YAHOO MESSENGER dengan username ppsbppib.
4. Untuk tes kesehatan akan dilakukan tes ulang ketika santri sudah datang.
5. Pengumuman tes seleksi akan di upload di situs http://bukhari.or.id atau bisa ditanyakan melalui SMS ke 081393099045, 081329776541 atau datang langsung ke Pondok Pesantren Imam Bukhari
6. Saat Serah Terima Santri Baru; Hari Rabu tanggal 5 Juli 2009 jam 09.00, Wali santri wajib hadir

Informasi lebih lanjut hubungi:
Telp: 0271-858199, HP 081393099045, 081329776541
Fax: 0271-858196
Website: http://www.bukhari.or.id
E-mail: ppsbppib@yahoo.com atau pondok@bukhari.or.id

Manfaat dan Keutamaan Mengikuti Manhaj (Metode Pemahaman) Salaf

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وآله وصحبه أجمعين، أما بعد

Prolog

Manhaj salaf adalah satu-satunya manhaj yang diakui kebenarannya oleh Allah ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena manhaj ini mengajarkan pemahaman dan pengamalan islam secara lengkap dan menyeluruh, dengan tetap menitikberatkan kepada masalah tauhid dan pokok-pokok keimanan sesuai dengan perintah Allah ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah berfirman:

{وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَداً ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ}

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari (kalangan) orang-orang muhajirin dan anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada-Nya, dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (Qs. At Taubah: 100)

Dalam ayat lain, Allah ta’ala memuji keimanan para sahabat radhiyallahu ‘anhum dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam firman-Nya:

فَإِنْ آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا

“Dan jika mereka beriman seperti keimanan kalian, maka sungguh mereka telah mendapatkan petunjuk (ke jalan yang benar).” (Qs. Al Baqarah: 137)

Dalam hadits yang shahih tentang perpecahan umat ini menjadi 73 golongan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Semua golongan tersebut akan masuk neraka, kecuali satu golongan, yaitu Al Jama’ah. Dalam riwayat lain: “Mereka (yang selamat) adalah orang-orang yang mengikuti petunjukku dan petunjuk para sahabatku.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ad Darimy dan imam-imam lainnya, dishahihkan oleh Ibnu Taimiyyah, Asy Syathiby dan Syaikh Al Albany. Lihat “Silsilatul Ahaaditsish Shahihah” no. 204)

Maka mengikuti manhaj salaf adalah satu-satunya cara untuk bisa meraih keselamatan di dunia dan akhirat, sebagaimana hanya dengan mengikuti manhaj inilah kita akan bisa meraih semua keutamaan dan kebaikan yang Allah ta’ala janjikan dalam agama-Nya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Sebaik-baik umatku adalah generasi yang aku diutus di masa mereka (para sahabat radhiyallahu ‘anhum), kemudian generasi yang datang setelah mereka, kemudian generasi yang datang setelah mereka.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Berkata Imam Ibnul Qayyim dalam menjelaskan hadits di atas: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitakan (dalam hadits ini) bahwa generasi yang terbaik secara mutlak adalah generasi di masa Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam (para sahabat radhiyallahu ‘anhum), dan ini mengandung pengertian keterdepanan mereka dalam seluruh aspek kebaikan (dalam agama ini), karena kalau kebaikan mereka (hanya) dalam beberapa aspek (tidak sempurna dan menyeluruh) maka mereka tidak akan dinamakan (oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai) generasi yang terbaik secara mutlak”. Maksud terbaik secara mutlak yaitu kebaikan yang ada pada mereka adalah kebaikan yang sempurna dan menyeluruh pada semua aspek kebaikan dalam agama. (Lihat Kitab I’laamul muwaqqi’iin, 4/136- cet. Daarul Jiil, Beirut, 1973)

Untuk lebih jelasnya pembahasan masalah ini, berikut ini kami akan menyebutkan dan menjelaskan beberapa contoh/poin penting yang menunjukkan besarnya manfaat dan keutamaan yang bisa kita capai dengan berusaha memahami dan mengamalkan manhaj salaf dengan baik dan benar, serta mustahilnya mencapai semua itu dengan mengikuti selain manhaj yang benar ini:

1- Keteguhan iman dan keistiqamahan dalam agama di dunia dan akhirat

Allah ta’ala berfirman:

{يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ}

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ‘ucapan yang teguh’ dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (Qs. Ibrahim: 27)

Makna ‘ucapan yang teguh’ dalam ayat di atas ditafsirkan sendiri oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh seorang sahabat yang mulia Al Bara’ bin ‘Aazib radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seorang muslim ketika ditanya di dalam kubur (oleh Malaikat Munkar dan Nakir) maka dia akan bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang benar kecuali Allah (Laa Ilaaha Illallah) dan bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan Allah (Muhammadur Rasulullah), itulah (makna) firman-Nya: {Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ‘ucapan yang teguh’ dalam kehidupan di dunia dan di akhirat}.”. (HR. Al Bukhari dalam Shahih Al Bukhari, no. 4422- cet. Daar Ibni Katsir, Beirut, 1407 H. Hadits yang semakna juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih Muslim, no. 2871- cet. Daar Ihya-it turats al ‘araby, Beirut)

Ayat dan hadits di atas menunjukkan bahwa keteguhan iman dan keistiqamahan dalam agama hanyalah Allah ta’ala anugerahkan kepada orang beriman yang memiliki ‘ucapan yang teguh’, yaitu dua kalimat syahadat yang dipahami dan diamalkan dengan baik dan benar.

Maka berdasarkan keterangan di atas, jelaslah bagi kita salah satu keutamaan dan manfaat besar mengikuti manhaj salaf, karena tidak diragukan lagi hanya manhaj salaf-lah satu-satunya manhaj yang benar-benar memberikan perhatian besar kepada pemahaman dan pengamalan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar, dengan selalu mengutamakan pembahasan tentang kalimat Tauhid (Laa Ilaaha Illallah), keutamaannya, kandungannya, syarat-syaratnya, rukun-rukunnya, hal-hal yang membatalkan dan mengurangi kesempurnaannya, disertai peringatan keras untuk menjauhi perbuatan syirik dan semua perbuatan yang bertentangan dengan tauhid.

Demikian pula perhatian besar manhaj salaf terhadap kalimat syahadat (Muhammadur Rasulullah), dengan selalu mengutamakan pembahasan tentang keindahan dan kesempurnaan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, disertai peringatan keras untuk menjauhi perbuatan bid’ah dan semua perbuatan yang bertentangan dengan Sunnah.

Berkata Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu: “Al Firqatun Naajiyah (golongan yang selamat dari ancaman azab Allah ta’ala / orang-orang yang mengikuti manhaj salaf) adalah orang-orang yang (sangat) mengutamakan Tauhid, yaitu mengesakan Allah dalam beribadah, seperti berdoa, meminta pertolongan, memohon keselamatan dalam keadaan susah maupun senang, berkurban, bernazar, dan ibadah-ibadah lainnya, serta keharusan menjauhi syirik dan fenomena-fenomenanya yang terlihat nyata di kebanyakan negara Islam… Dan mereka adalah orang-orang yang selalu menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam ibadah, tingkah laku dan (semua sisi) kehidupan mereka, sehingga jadilah mereka sebagai orang-orang yang asing di tengah masyarakat, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menggambarkan keadaan mereka: “Sesungguhnya islam awalnya datang dalam keadaan asing, dan nantinya pun (di akhir jaman) akan kembali asing, maka beruntunglah (akan mendapatkan surga) orang-orang yang asing (karena berpegang teguh dengan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam)” (HR. Muslim). Dalam riwayat lain: “… Mereka adalah orang-orang yang berbuat kebaikan ketika manusia dalam keadaan rusak”. Berkata Syaikh Al Albani: Hadits ini diriwayatkan oleh Abu ‘Amr Ad Daani dengan sanad yang shahih.” (Minhaajul Firqatin Naajiyah, hal. 7-8 - cet. Daarush Shami’i, Riyadh)

2- Meraih Kenikmatan tertinggi di Surga, yaitu Melihat Wajah Allah ta’ala yang Maha Mulia dan Maha Tinggi

Dalam hadits shahih dari seorang sahabat yang mulia Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika penghuni surga telah masuk surga, Allah ta’ala Berfirman: “Apakah kalian (wahai penghuni surga) menginginkan sesuatu sebagai tambahan (dari kenikmatan surga)? Maka mereka menjawab: Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari (azab) neraka? Maka (pada waktu itu) Allah Membuka hijab (yang menutupi wajah-Nya Yang Maha Mulia), dan penghuni surga tidak pernah mendapatkan suatu (kenikmatan) yang lebih mereka sukai dari pada melihat (wajah) Allah ta’ala”, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat berikut:

للذين أحسنوا الحسنى وزيادة

“Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (melihat wajah Allah ta’ala)” (QS Yunus: 26). (HR. Muslim dalam Shahih Muslim, no. 181)

Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam kitab beliau “Ighaatsatul lahafaan” (Hal. 70-71, Mawaaridul amaan, cet. Daar Ibnil Jauzi, Ad Dammaam, 1415 H) menjelaskan bahwa kenikmatan tertinggi di akhirat ini (melihat wajah Allah ta’ala) adalah balasan yang Allah ta’ala berikan kepada orang yang merasakan kenikmatan tertinggi di dunia, yaitu kesempurnaan dan kemanisan iman, kecintaan yang sempurna dan kerinduan untuk bertemu dengan-Nya, serta perasaan tenang dan bahagia ketika mendekatkan diri dan berzikir kepada-Nya. Untuk lebih jelas pembahasan masalah ini, silakan baca tulisan kami yang berjudul “Indahnya Islam Manisnya Iman”. Dalam sebuah ucapannya yang tersohor Ibnu Taimiyyah berkata: “Sesungguhnya di dunia ini ada jannnah (surga), barangsiapa yang belum masuk ke dalam surga di dunia ini maka dia tidak akan masuk ke dalam surga di akhirat nanti.” (Al Waabilush Shayyib, 1/69)

Beliau menjelaskan hal ini berdasarkan lafazh doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang shahih: “Aku meminta kepada-Mu (ya Allah) kenikmatan memandang wajah-Mu (di akhirat nanti) dan aku meminta kepada-Mu kerinduan untuk bertemu dengan-Mu (sewaktu di dunia)…” (HR. An Nasa-i dalam “As Sunan” (3/54 dan 3/55), Imam Ahmad dalam “Al Musnad” (4/264), Ibnu Hibban dalam “Shahihnya” (no. 1971) dan Al Hakim dalam “Al Mustadrak” (no. 1900), dishahihkan oleh Ibnu Hibban, Al Hakim, disepakati oleh Adz Dzahabi dan Sykh Al Albani dalam “Zhilaalul Jannah Fii Takhriijis Sunnah” (no. 424))

Dari keterangan di atas juga terlihat jelas besarnya keutamaan dan manfaat mengikuti manhaj salaf. Karena kemanisan iman, kecintaan yang sempurna dan kerinduan untuk bertemu dengan Allah ta’ala merupakan buah yang paling utama dari ma’rifatullah (pengenalan/pengetahuan yang benar dan sempurna tentang Allah ta’ala dan sifat-sifat-Nya), yang mana ma’rifatullah yang benar dan sempurna tidak akan mungkin dicapai kecuali dengan mempelajari dan memahami nama-nama dan sifat-sifat Allah ta’ala dalam Al Qur-an dan Hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan metode pemahaman yang benar, yang ini semua hanya didapatkan dalam manhaj Ahlus Sunnah Wal Jama’ah/manhaj Salaf.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Ini adalah ideologi golongan yang selamat dan selalu mendapatkan pertolongan dari Allah ta’ala sampai hari kiamat, (yang mereka adalah) Ahlus Sunnah wal jama’ah (orang-orang yang mengikuti manhaj salaf), yaitu beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, (hari) kebangkitan setelah kematian, dan beriman kepada takdir Allah yang baik maupun yang buruk.

Termasuk iman kepada Allah (yang diyakini Ahlus Sunnah wal jama’ah) adalah mengimani sifat-sifat Allah ta’ala yang Dia tetapkan bagi diri-Nya dalam Al Qur-an dan yang ditetapkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (dalam hadits-hadits yang shahih), tanpa tahriif (menyelewengkan maknanya), tanpa ta’thiil (menolaknya), tanpa takyiif (membagaimanakan/menanyakan bentuknya), dan tanpa tamtsiil (menyerupakannya dengan sifat-sifat makhluk). Ahlus Sunnah wal jama’ah mengimani bahwa Allah ta’ala:

{لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ}

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Qs. Asy Syuura:11)

Maka Ahlus Sunnah wal jama’ah tidak menolak sifat-sifat yang Allah tetapkan bagi diri-Nya, tidak menyelewengkan makna firman Allah dari arti yang sebenarnya, tidak menyimpang (dari kebenaran) dalam (menetapkan) nama-nama Allah (yang maha indah) dan dalam (memahami) ayat-ayat-Nya. Mereka tidak membagaimanakan /menanyakan bentuk sifat Allah dan tidak menyerupakan sifat-Nya dengan sifat makhluk. Karena Allah ta’ala tiada yang serupa, setara dan sebanding dengan-Nya, Dia ta’ala tidak boleh dianalogikan dengan makhluk-Nya, dan Dia-lah yang paling mengetahui tentang diri-Nya dan tentang makhluk-Nya, serta Dia-lah yang paling benar dan baik perkataan-Nya dibanding (semua) makhluk-Nya. Kemudian (setelah itu) para Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam orang-orang yang benar (ucapannya) dan dibenarkan, berbeda dengan orang-orang yang berkata tentang Allah ta’ala tanpa pengetahuan. Oleh karena itulah Allah ta’ala Berfirman:

{سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين}

“Maha Suci Rabbmu Yang mempunyai kemuliaan dari apa yang mereka katakan, Dan keselamatan dilimpahkan kepada para Rasul, Dan segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam.” (Qs. Ash Shaaffaat: 180-182)

Maka (dalam ayat ini) Allah menyucikan diri-Nya dari apa yang disifatkan orang-orang yang menyelisihi (petunjuk) para Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian Allah menyampaikan salam (keselamatan) kepada para Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam karena selamat (suci)nya ucapan yang mereka sampaikan dari kekurangan dan celaan. Allah ta’ala telah menghimpun antara an nafyu (meniadakan sifat-sifat buruk) dan al itsbat (menetapkan sifat-sifat yang maha baik dan sempurna) dalam semua nama dan sifat yang Dia tetapkan bagi diri-Nya, maka Ahlus Sunnah wal jama’ah sama sekali tidak menyimpang dari petunjuk yang dibawa oleh para Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena itulah jalan yang lurus; jalannya orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah ta’ala, yaitu para Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, para shiddiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang yang shaleh.” (Kitab “Al ‘Aqiidatul Waasithiyyah” (hal. 6-8))

3- Menggapai taufik dari Allah ta’ala yang merupakan kunci pokok segala kebaikan

Berkata Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyyah: “Kunci pokok segala kebaikan adalah dengan kita mengetahui (meyakini) bahwa apa yang Allah kehendaki (pasti) akan terjadi dan apa yang Dia tidak kehendaki maka tidak akan terjadi. Karena pada saat itulah kita yakin bahwa semua kebaikan (amal shaleh yang kita lakukan) adalah termasuk nikmat Allah (karena Dia-lah yang memberi kemudahan kepada kita untuk bisa melakukannya), sehingga kita akan selalu mensyukuri nikmat tersebut dan bersungguh-sungguh merendahkan diri serta memohon kepada Allah agar Dia tidak memutuskan nikmat tersebut dari diri kita. Sebagaimana (kita yakin) bahwa semua keburukan (amal jelek yang kita lakukan) adalah karena hukuman dan berpalingnya Allah dari kita, sehingga kita akan memohon dengan sungguh-sungguh kepada Allah agar menghindarkan diri kita dari semua perbuatan buruk tersebut, dan agar Dia tidak menyandarkan (urusan) kita dalam melakukan kebaikan dan meninggalkan keburukan kepada diri kita sendiri.

Telah bersepakat al ‘Aarifun (orang-orang yang memiliki pengetahuan yang dalam tentang Allah dan sifat-sifat-Nya) bahwa asal semua kebaikan adalah taufik dari Allah ta’ala kepada hamba-Nya, sebagaimana asal semua keburukan adalah khidzlaan (berpalingnya) Allah ta’ala dari hamba-Nya. Mereka juga bersepakat bahwa (arti) taufik itu adalah dengan Allah tidak menyandarkan (urusan) kita kepada diri kita sendiri, dan (sebaliknya arti) al khidzlaan (berpalingnya Allah ta’ala dari hamba) adalah dengan Allah membiarkan diri kita (bersandar) kepada diri kita sendiri (tidak bersandar kepada Allah ta’ala)…”

Oleh karena itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung dari hal ini dalam doa beliau yang terkenal dan termasuk doa yang dianjurkan untuk dibaca pada waktu pagi dan petang: “… (Ya Allah!) jadikanlah baik semua urusanku dan janganlah Engkau membiarkan diriku bersandar kepada diriku sendiri (meskipun cuma) sekejap mata.” (HR. An Nasa-i dalam “As Sunan” (6/147) dan Al Hakim dalam “Al Mustadrak” (no. 2000), dishahihkan oleh Al Hakim, disepakati oleh Adz Dzahabi dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilatul Ahaaditsish Shahihah (1/449, no. 227)) (Kitab Al Fawa-id (hal. 133- cet. Muassasah ummil Qura, Mesir 1424 H))

Dari keterangan Imam Ibnul Qayyim di atas jelaslah bagi kita bahwa kunci pokok segala kebaikan adalah memahami dan mengimani bahwa apa yang Allah kehendaki (pasti) akan terjadi dan apa yang Dia tidak kehendaki maka tidak akan terjadi, yang ini merupakan kesimpulan makna iman kepada takdir Allah ta’ala yang baik maupun yang buruk. Dan sekali lagi ini menunjukkan besarnya manfaat dan keutamaan mengikuti manhaj salaf, karena pemahaman yang benar terhadap masalah takdir Allah ta’ala hanya ada pada manhaj salaf. Untuk lebih jelasnya, baca keterangan Ibnu Taimiyyah dalam Al ‘Aqiidatul waasithiyyah (hal. 22) tentang lurusnya pemahaman Ahlus Sunnah wal jama’ah dalam masalah iman kepada takdir Allah dan sesatnya pemahaman-pemahaman lain yang menyimpang dari pemahaman Ahlus Sunnah wal jama’ah.

4- Mendapatkan semua kemuliaan yang Allah Ta’ala sediakan di akhirat

Imam Ibnu Katsir ketika menjelaskan kewajiban mengimani keberadaan Al Haudh (telaga milik Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di akhirat nanti) yang merupakan bagian dari iman kepada hari akhir, beliau berkata: “Penjelasan tentang telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam –semoga Allah Memudahkan kita meminum dari telaga tersebut pada hari kiamat– (yang disebutkan) dalam hadits-hadits yang telah dikenal dan (diriwayatkan) dari banyak jalur yang kuat, meskipun ini tidak disukai oleh orang-orang ahlul bid’ah yang bersikeras kepala menolak dan mengingkari keberadaan telaga ini. Mereka inilah yang paling terancam untuk dihalangi (diusir) dari telaga tersebut (pada hari kiamat) (Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih riwayat Imam Al Bukhari (no. 6211) dan Muslim (no. 2304) dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.), sebagaimana ucapan salah seorang ulama salaf: “Barangsiapa yang mendustakan (mengingkari) suatu kemuliaan maka dia tidak akan mendapatkan kemuliaan tersebut…” (Kitab An Nihayah Fiil Fitani Wal Malaahim (hal. 127))

Ucapan yang dinukil oleh Imam Ibnu Katsir ini menunjukkan bahwa semua kemuliaan yang Allah ta’ala sediakan di akhirat, seperti kenikmatan di alam kubur, meminum dari telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mendapatkan Syafa’at Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang yang diizinkan Allah ta’ala untuk memberikan syafaat bahkan termasuk kenikmatan di dalam surga, hanyalah Allah ta’ala anugerahkan kepada orang-orang yang tidak mengingkari dan mengimaninya dengan benar. Ini juga menunjukkan besarnya manfaat dan keutamaan mengikuti manhaj salaf, karena hanya dengan mengikuti manhaj salaflah kita bisa memahami dan mengimani hal-hal tersebut dengan baik dan benar, sehingga orang-orang yang memahami dan mengimani hal-hal tersebut berdasarkan manhaj salaf merekalah yang paling diutamakan untuk meraih semua kemuliaan tersebut dengan sempurna. Adapun orang-orang yang tidak memahami dan mengimani hal-hal tersebut dengan benar karena tidak mengikuti manhaj salaf, maka mereka sangat terancam untuk terhalangi dari mendapatkan kemuliaan-kemuliaan tersebut, minimal akan berkurang kesempurnaannya, tergantung dari jauh dekat pemahaman tersebut dari pemahaman salaf.

Penutup

Contoh-contoh di atas jelas sekali menunjukkan besarnya manfaat dan keutamaan yang bisa kita raih di dunia dan akhirat dengan mengikuti manhaj salaf, masih banyak contoh lain yang tidak mungkin kami sebutkan semua. Semoga dengan contoh-contoh ini kita semakin termotivasi untuk lebih giat mengkaji dan mengamalkan petunjuk para ulama salaf dalam beragama, agar kita semakin sempurna mendapatkan manfaat dan kebaikan yang Allah ta’ala sediakan bagi hamba-hambanya yang menjalankan agamanya dengan baik dan benar.

Sebagai penutup, alangkah indahnya ucapan seorang penyair yang berkata:

Semua kebaikan (hanya dapat dicapai) dengan mengikuti (manhaj) salaf
Dan semua keburukan ada pada perbuatan bid’ah orang-orang khalaf

Khalaf adalah orang-orang yang menyelisihi manhaj salaf.

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

Kota Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, 5 Dzulqa’dah 1429 H

***

Penulis: Abdullah bin Taslim Al Buthoni
Artikel www.muslim.or.id

الشيخ إحسان إلهي ظهير